22 April 2009

Srobotlah lampu merah kau kutabrak

Kesadaran untuk mentaati peraturan lalu lintas tidak perlu proses pemikiran yang panjang. Jika lampu pengatur lalu lintas sudah menyala warna merah berarti semua kendaraan dari arah itu harus berhenti. Tidak perlu diperdebatkan dan juga tidak perlu modal. Yang diperlukan hanyalah kemauan untuk berhenti disertai kesadaran bahwa jika melanggar lampu merah maka kemungkinan akan terjadi kecelakaan lalu lintas sangat besar. Lebih dari itu jika lampu pengatur lampu lalu lintas diabaikan maka yang terjadi adalah kemacetan lalu lintas.

Selama ini banyak pakar yang mengatakan bahwa penyebab terjadinya kemacetan lalu lintas disebabkan karena jumlah kendaraan tidak sebanding dengan panjang ruas jalan. Pendapat itu memang benar. Tetapi perilaku pengguna jalanpun harus ikut dihitung sebagai penyebabnya. Lihat saja konsep “ Three in One “ yang bertujuan untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan raya. Pemilik kendaraan lebih cerdik. Mereka memanfaatkan joki yang menawarkan jasanya untuk melengkapi kekurangan penumpangnya . Para pengemudi juga lebih senang memilih bepergian setelah jam 10.00 yaitu masa berakhirnya konsep three in one itu atau mencari jalan-jalan alternatif. Dengan demikian apa yang ingin dicapai oleh konsep itu tidak sepenuhnya terpenuhi.

Jika membuat jalan raya memakan waktu yang cukup lama maka kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas yang tidak memerlukan waktu dan biaya kiranya bisa membantu menghilangkan salah satu penyebab kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas itu.
Rasanya tidak adil jika dengan alasan untuk mengejar setoran lalu pengemudi angkutan kota berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang disebuah tikungan jalan atau ditempat yang ada rambu larangan untuk berhenti. Juga tidak etis jika dengan alasan untuk mengejar waktu seorang pengemudi menerobos palang pintu kereta api sehingga mengakibatkan tabrakan maut. Juga tidak ada untungnya seseorang begitu menyayangi rambutnya sehingga ia tidak mau memakai helm pengaman ketika mengendarai sepeda motornya yang akhirnya kepalanya cedera ketika ia jatuh dari sepeda motornya.

Tampaknya peringatan “ Taati rambu lalu lintas tanpa kehadiran petugas “ hanya menjadi slogan kosong belaka karena pelanggaran demi pelanggaran masih terjadi setiap saat dan disemua tempat. Mereka mentaati peraturan lalu lintas karena takut kepada petugas, bukan karena kesadaran mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar